Haru Semeru Bagian II : Selamat Pagi Ranu Kumbolo!
21.10.00
Pagi itu terasa nyenyak sekali tidur semalam. Setelah
berjalan dari ranupane menuju ranukumbolo yang ditempuh semalaman itu,
kuhabiskan daya senterku untuk menerangi sisi malam dan rerimbunan pohon,
menapaki pinggiran ranu kumbolo, sampai akhirnya berdirilah tenda untuk kami
beristirahat.
Pagi itu berbeda, dan pada malam hari tidak bisa menduga
dimanakah letak posisi matahari itu muncul pada pagi hari. Ku buka pintu tenda,
kuhirup udara segar dan betapa terkejutnya aku dengan indahnya ranu kumbolo
yang mebentang luas. Pagi itu mendung, tak ada matahari muncul sinarnya, akan
tetapi indahnya terlimuti kabut-kabut tipis diatas tenangnya air ranu kumbolo.
Mendamaikan. Tak heran jika banyak orang ingin mengunjungi surganya gunung
semeru ini.
Aku, Ipul, dan Nisa mencoba menikmati dari sebelah kiri ranu
kumbolo. Duduk diatas tumbangnya pohon, menatap tanjakan cinta yang konon masih
menjadi rumor para pendaki. Rerumputan basah disekitar seolah-olah mengucapkan
selamat pagi kepada kami. Terdapat rumah yang dibuat untuk para porter untuk
beristirahat dan Tim SAR yang berjaga. Air ranu kumbolo terlihat menyegarkan,
ku ambil 2-3 botol air secara langsung untuk dibawa ke tempat berdirinya tenda
kami sekedar untuk memasak. Ikan-ikan kecil pun bahagia hidup disana. Terdapat
larangan, tidak diperbolehkan mengambil air untuk keperluan membersihkan diri
secara langsung menggunakan tangan terkecuali menggunakan botol atau tempat
penadah air. Temon, satu dari segerombolan teman kami yang mendapat teguran
dari Gimbal Alas Adventure selaku relawan dari gunung semeru memperingatkan
teman kami itu karena telah melanggar aturan mengambil air untuk mencuci muka
menggunakan tangan.
Tak memakan waktu lama kami bergegas untuk sekedar mengisi
perut kami yang kelaparan di pagi hari. Sekedar mie instan dan sesapan kopi
yang mengiringi pagi ku di ranu kumbolo mampu mendamaikan sejuknya suasana ini.
Tanjakan cinta, yang orang-orang lain menyebutnya sebagai mitos. Hijaunya
rerumputan, dan pemandangan sekitar membuat gerombolan pendaki ingin mengshoot
dengan drone yang mereka bawa. Sekitar 2-3 menit drone dinaikan dan mengambil
beberapa footage, salah satu dari Gimbal
Alas Adventure memperingatkan gerombolan pendaki tersebut, “Maaf mas, tidak
boleh mengambil foto/video dengan menggunakan drone disini. Karena mengganggu
frekuensi sinyal disini. Demi kenyamanan bersama dilarang untuk menggunakan
drone.”
“Tapi saat briefing di ranupane ga ada larangan mas?” jawab
pendaki tersebut
“Iya memang tak ada larangan sebelumnya, karena ini
mengganggu sinyal sekitar” jawab mas mas gimbal .
Tak waktu lama, kami berangkat menuju kalimati untuk camp
selanjutnya. Sebelum itu, kami berfoto-foto ria di papan keberadaan bahwa anda
sedang di Ranu Kumbolo. Sempat ku mengunjungi wc yang terdapat 3 bilik pintu.
Dan sangat miris, bau yang menyengat, sampah berserakan di WC membuatku selalu
menutupi hidungku dengan buff. Ya, mungkin minoritas bagi kalangan pendaki yang
selalu membuang sampah sembarangan dan tidak membawa turun. Alhasil tisu-tisu
basah bekas digunakan selalu ditinggal di WC yang telah disediakan pihak
basecamp.
Perjalanan kami lanjutkan setelah melewati tanjakan cinta.
Ku tatap mata, betapa indahnya ranu kumbolo dari atas sini. Lekungan danau
seperti bentuk love. Ku berjalan kembali, sampailah kita di oro-oro ombo. Namun
tampaknya bunga bunga verbena sedang mengering, tidak ungu. Kami turun dari
atas bukit, dan melewati hamparan bunga verbena yang mampu memanjakan mata kami
ketika sedang ungu-ungunya.
Sepertinya mendung sedang menyambut kita, terlihat tak ada
panas kami bergegas menuju kalimati. Sampailah kita di Cemoro Kandang pukul
13.16. Banyak pendaki beristirahat, sekedar menikmati gorengan dan semangka
yang ada di lapakan bapak yang berselimut dengan sarung khasnya.
Kami memakan banyak waktu ternyata dari cemoro kandang
menuju kalimati. Perjalanan yang cukup panjang dan menguras tenaga bagiku sama
halnya seperti dari ranupane menuju rakum. Sempat kami bertemu dengan pendaki
dari Malaysia dan guide yang kebetulan juga dari Indonesia. Sebelumnya guide
itu bertanya kepada kami, “Rombongan dari mana mas?” tanya guide itu
“Dari semarang mas. Ini ber-10 orang. Masnya darimana?”
Jawab budi
“Saya dari Surabaya mas, ini saya membawa rombongan dari
Malaysia yang mau ngerayain hari kemerdekaan Malaysia katanya. Malahan ini lagi
nyari porter lagi mas” jawab guide Malaysia.
Terlihat guide itu sedang kebingungan dan kelelahan. Dari
obrolan yang kami obrolkan sepanjang perjalanan menuju kalimati ia adalah
seorang guide yang sering membawa pendaki dari Negara-negara tetangga.
Sekilas tentang cemoro kandang, konon katanya dikala malam
hari masih ada macan kumbang atau disebut Panthera
Pardus Melas yang berkeliaran. Terbukti dengan penemuan jejak dari macan
tersebut. Disarankan untuk tidak melewati sepanjang Kalimati – Cemoro Kandang
atau Cemoro Kandang – Kalimati pada malam hari. Hutan yang sekelilingnya banyak
pohon pohon yang tumbang dan sedikit tertutup ini ternyata menyimpan mistis.
Jambangan. Terlihat sudah banyak bunga edelweiss bermekaran
disini. Sore ini kami istirahat sebentar di warung sederhana yang mempunyai
makanan yang sama yaitu semangka dan gorengan. Mungkin hanya membutuhkan waktu
sedikit lagi untuk sampai ke Kalimati, ujar budi cimory yang sudah pernah
mendaki semeru sebelumnya.
(bersambung)
1 komentar
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny