Melihat postingan snapgram @muddasirfaisal ada flyer mengenai acara hari kopi, saya langsung  membalas lewat direct messages. 

Minggu pagi yang bertepatan pada tanggal 1 oktober 2017 saya antusias untuk datang karena penasaran gimana sih cara bikin kopi dengan manual brewing?

Bertepatan di hari kopi sedunia  atau yang sering di update-kan dengan hashtag International Coffee Day yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2017, adalah hari istimewa bagi kalangan pecinta kopi. Kebetulan teman saya dari GenPI Cilacap yang belum lama berkenalan terlibat dalam suatu acara yang diorganisir oleh Banaran Coffee Krumput dalam menyambut International Coffee Day bertempat di Banaran 9 Coffee & Tea Krumput Banyumas. Dia adalah Muddasir Faisal Khak seorang barista asal kota Cilacap.

Coffee Day di Krumput dengan mengusung tema Mari Sejahterakan Petani Kopi, menurut Faisal mengatakan “saya ingin lebih menghargai dan lebih menjunjung tinggi petani kopi. Di kalangan kafe perkotaan kopi-kopi dihargai sangatlah mahal tidak sebanding dengan harga biji kopi aslinya.” Faisal selaku barista satu per satu memperkenalkan kopi yang ada di atas mejanya. 

ini dijual

feel free to nyeruput-nyeruput

Dia menggunakan kopi Banaran yang memang sudah disediakan, seperti Banaran Gold Classic, dan Banaran Premium. Kopi yang telah di roasted itu akan brewing dengan 3 teknik yaitu Tubruk, Cloth Drip, dan Funnel Drip. Ketiga teknik ini memang membutuhkan waktu yang tidak instant seperti kopi-kopi yang beredar dalam kemasan, juga memiliki fase-fase yang berbeda mulai dari tingkat suhu, waktu, serta dosis air.

yang kiri teknik funnel drip, yang kanan cloth drip

hasil jadi kopi

Di sesi akhir acara saya mencoba untuk membuat kopi dengan teknik tubruk karena metode tubruk adalah teknik manual brewing tercepat dan simple juga tentunya menggunakan biji kopi khas banaran. Ternyata ga semudah yang dilihat lur! Kita harus mengerti berapa derajat suhu air, bagaimana komposisi rasionya, bagaimana cara agar kopi itu tidak gosong saat dalam gelas, bagaimana cara agar ampas kopi itu dapat di hilangkan. Semuanya ternyata ribet juga lur haha, Mas Faisal berkata “Pernah kan kalian mesen kopi kok suwi banget? Nah ini, prosesnya yang bikin lama adalah menunggu kopi itu terfilter dengan tetesan-tetesannya”

pakai clemek (apron) dulu lur biar kaya barista

penjelasan faisal mengenai rasio

Pengunjung satu persatu mencoba cupping dengan sendok yang telah disediakan. Orang yang biasa meminum kopi sachet hariannya pasti merasa kaget setelah minum kopi ini.

“pahit mas!” muka pengujung mengerutkan alis

“enakan ini mas” sambil menunjuk kopinya

“nyobain biji kopine ya mas”

“harga satu bungkus kopi banaran berapa mas?”

Begitulah berbagai ulasan yang sering muncul dari pengunjung. Mereka antusias sekali menyambut hari kopi ini. Dari berbagai kopi yang disajikan, pengujung lebih menyukai aroma rasa dengan teknik Tubruk. Rasa yang begitu kental terasa memang, tapi kalau menurut saya kopi tubruk dicampurkan dengan susu itu lebih nendang loh lur!