MENDAKI GUNUNG SUMBING VIA BOWONGSO : Sabananya bikin adem!
08.33.00Ajakan beberapa teman untuk mendaki gunung sumbing sepertinya harus saya iya-kan, puncak tertinggi kedua setelah Gunung Slamet menjadi magnet bagi saya untuk mengangkat kerir saya lagi. Sempat bingung awalnya karena memilih jalur mana yang akan saya pilih. Antara Bowongso atau Banaran? Keduanya bagiku sama sama epic sih setelah beberapa kali membaca dan menonton pendakian gunung sumbing di youtube. Sebenarnya ada beberapa jalur untuk menuju ke puncak sumbing, bisa melewati jalur garung, kaliangkrik, banaran, bowongso, sipetung dan cepit. Eits, tanpa mengurangi rasa hormat bukan berarti jalur lain tidak menarik ya hehe.
“Lur, bowongso kayaknya bagus nih
sabananya kaya di rinjani lur!”
“sunsetnya juga kayanya boleh nih
dicoba”
obrolan grup whatsapp teman saya ketika sedang membahas
jalur mana yang akan dipilih.
gunung sindoro dilihat dari belakang basecamp bowongso |
Kami berempat sepakat untuk
memilih jalur Bowongso yang berada di Desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar,
Kabupaten Wonosobo. Menyusuri malam jalanan sepanjang Purwokerto – Wonosobo
ketika sedang ramai-ramainya arus balik lebaran (18/06/2018). Menginap semalam
di basecamp bowongso adalah rencana kami sebelum paginya memulai untuk
trekking. Jalur sepanjang jalan raya utama menuju basecamp tergolong rusak dan
minim penerangan. Namun ada yang lebih menarik dari Desa Bowongso, beberapa
rumah dan pinggiran jalan dihiasi dengan lampu-lampu kerlap kerlip seperti
sedang perayaan 17 agustus. Sedikit berbeda dengan desa yang memiliki cuaca
yang dingin lainnya, masyarakat bowongso saling berbagi kehangatan di luar
rumah ketika malam hari.
Setibanya di basecamp, kami
disambut dengan hangat oleh beberapa warga serta pengurus basecamp. Terlihat
motor terparkir rapi di depan Kantor Kepala Desa Bowongso. Sempat bingung
karena tidak ada papan bertuliskan basecamp, ternyata antara Gedung Kantor
Kepala Desa, Sekolah Dasar, dan Basecamp Bowongso ini menjadi satu gedung. Helm
kami pun langsung dititipkan oleh pihak basecamp dan mencatat nama penitip helm
tersebut. Tempat untuk transit semalam kami lumayan luas, bisa ditampung
sekitar 30-40 pendaki dan disediakan pula tuh bagi yang lapar ada warung di
dalam basecamp serta stop kontak yang lumayan banyak.
tertidur menunggu pagi |
blur // tempat transit semalam |
Pagi harinya, beberapa pendaki
sudah mulai memadati tempat transit kami semalam. Sebelum sarapan dan memulai
pendakian saya mengisi buku registrasi terlebih dahulu serta membayar Rp 10.000
untuk satu orangnya. Kami dibekali kopi bowongso dan air kelapa dengan
dibungkus plastic kecil, katanya sih ini sebagai adat desa bowongso dan jangan
sampai hilang kecuali hilang karena tidak disengaja.
“setelah melewati pos 2 ini sudah
mulai area terbuka tidak ada pepohonan yang bisa untuk berteduh dan disarankan
untuk mendirikan tenda di camp gajahan atau di pos 2” jelas bapak basecamp.
Basecamp – Parkiran Swadas
Kami memulai pendakian dari
basecamp menuju parkiran swadas jam 7.30 pagi. Sempat mendapat penawaran untuk
memakai jasa ojek untuk sampai ke parkiran swadas yang hanya 10-15 menit dengan
biaya Rp 15.000 per orang ketimbang harus jalan kaki.
“mengko wae pas baline dewe
ngojek, saiki staminane juga iseh strong” ujar henda
Terpikir pula kami membawa bumbu
mendhoan tapi lupa tidak membawa tempe! Lol. Sempat beberapa warung kami
hampiri sembari berjalan menuju parkiran swadas dan tidak ada yang berjualan
tempe saat itu. Setelah keluar dari pemukiman warga, kiri kanan kami ditemani
oleh perkebunan kopi khas bowongso beserta tembakau. Sempat bercengkrama dengan seseorang yang
terlihat ketika kami sedang break ditengah
perjalanan, petani itu sedang memetik tembakau milik kebunnya sendiri,
puncak masih jauh |
“Warga sini kebanyakan
menggantungkan pada perkebunannya mas baik tembakau atau kopi itu sendiri” ujar
petani tembakau tersebut.
Di tempat kami beristirahat,
terlihat puncak masih sangatlah jauh. Terlebih berkali-kali ojek melintasi
jalan menuju parkiran swadas dengan membawa tas besar didepan dan pendaki
gonceng di belakang. Gimana menurutmu, ketika sedang capek-capeknya jalan
kemudian ada ojek yang lewat dan memberi sapaan Monggo Masss….
Setelah sekitar 1,5 jam berjalan
kaki dari basecamp, sampailah di parkiran swadas dengan ketinggian 1800 mdpl.
Parkiran Swadas – POS 1
Disinilah semua pendaki yang
menggunakan jasa ojek diturunkan, dan kami lega karena sudah tidak ada pendaki
yang melintas menggunakan jasa ojek ketika kami sedang berjalan HAHA. Jalur masih
bisa dilewati menggunakan motor, dan hanya warga sekitarlah yang boleh sampai ke
perkebunan setelah parkiran swadas. Tak lama kami menemui sebuah gazebo yang
didirakan diatas bukit, yaitu gardu pandang. Biasanya pendaki lebih suka
beristirahat di gardu pandang sembari melihat kota wonosobo dan gunung sindoro di
depannya.
Menuju Pos 1 jalur sudah memasuki hutan lindung. Sepertinya
kami salah jalur, karena kami dimanjakan dengan jalanan landai dan kanan kiri
hanya ada perkebunan tembakau dan tidak ada tanjakan sama sekali. Beruntung ada
sepasang pendaki yang kami temui di wadas gantung, dan kami memanggilnya
kembali. Jangan sampai salah jalur, karena setelah gardu pandang terdapat 2
jalur akses yaitu menuju perkebunan dengan jalanan berbatu serta landai atau
menuju ke jalur menuju pos 1 dengan jalur menanjak, karena tidak adanya papan
petunjuk jadi harus lebih teliti lagi. Perjalanan dari parkiran swadas menuju
pos 1 memakan waktu 1,5 jam.
Pos 1 – Pos 2
Setibanya di Pos 1 atau dinamakan
Taman Asmara bisa sedikit untuk beristirahat dan meminum air mineral yang saya bawa
disebalah kiri tas carrier. Entah kenapa dinamain taman asmara, padahal ya gak
ada romantis romantisnya hehe. Masih ada beberapa tanaman tembakau yang
ditanami diarea ini. juga terdapat gubuk sebagai tempat istirahat petani
tembakau. Jalur semakin menanjak dengan rimbunnya pepohonan yang menutupi. Jadi,
pohon gunung sumbing via bowongso ini lebih identik dengan lumut berwarna
orange. Kabut semakin turun walaupun jam menunjukkan 13.15, beberapa pendaki yang
turun dari kota Cilacap saling menyapa.
Pos 1 | Taman Asmara |
Tembakau |
pohonnya itu sleepable banget |
“ayo semangat sebentar lagi Pos 2
di depan” sapaan semangat dari pendaki ngapak itu.
Sebenarnya percaya tidak percaya
sih dengan sapaan yang katanya puncak
sebentar lagi tapi kenyataannya? Tanjakan demi tanjakan harus dilalui
dengan panas matahari yang menyengat.
Pos 2 – Camp Gajahan
Total sudah 7 jam perjalanan dari
basecamp ke Pos 2, akhirnya sabana hijau terbentang luas sudah mulai terlihat
dari tempat kita berteduh dan memakan jajanan sisa lebaran kemarin. Beberapa tenda
juga masih berdiri dan ada pula yang sedang bergegas turun. Banyak yang sedang mengisi ulang air dengan
botol mereka yang kosong karena terdapat sumber air walaupun sedikit dan kotor.
Sabana diambil ketika sedang beristirahat sebelum pos 2 |
Selama kurang lebih 30 menit kami
bersantai-santai di pohon rindang sebelum Pos 2, tak lama kami menuju ke camp
gajahan. Awalnya ragu karena beberapa pendaki bilang kalau mendirikan tenda di
camp gajahan anginnya terlalu kencang apalagi di musim kemarau. Menjadi bahan
pertimbangan, antara summit dengan waktu yang lebih singkat atau harus
berhadapan dengan angin kencang karena memang di camp gajahan sudah tidak ada
pepohonan lagi.
menuju camp gajahan |
Melihat beberapa berjalan
menyusuri sabana, kami mantapkan untuk sampai di camp gajahan selagi stamina
masih fit. Pos 2 atau disebut Pos Bogel dengan pohon tunggalnya menjadi camp
favorit melepaskan lelah. Banyak diantara mereka yang mendirikan tenda di Pos 2
sedang memasak dan packing untuk turun. Sepanjang perjalanan menuju camp
gajahan sedikit menanjak, dan memang sudah tidak ada lagi lahan untuk camp. Waktu
menunjukkan pukul 16.00 sampailah kami di Camp Gajahan. Ada sekitar 7 tenda
yang sudah berdiri, setidaknya jika camp disini waktu untuk perjalanan summit
tidak terlalu lama.
Sembari menunggu sunset yang
datang tepat berhadapan di tenda kami, masak adalah momen yang tepat. Kembali ke
awal perjalanan tadi, lupa membawa tempe untuk menggoreng mendhoan. Alhasil bumbu
mendhoan kami goreng mentah-mentah, dan ditambah sambal kecap sebagai perasa
haha. Sindoro di ufuk utara juga terselimut awan dengan gagahnya. Sampai akhirnya
sunset malu malu untuk menampakkan diri.
camp gajahan dengan beberapa tendanya |
sunset yang malu malu |
Ternyata benar yang dikatakan
beberapa pendaki, camp gajahan anginnya terbilang luar biasa. Kami berempat
hanya bisa tertidur ala kepompong di dalam tenda. Suhu tidak terlalu dingin
kala itu, hanya saja angin berhembus membuat beberapa frame berbunyi dan layer
tenda bergoyang-goyang. Alif terlihat gelisah ketika mendengar seperti pasak
terlepas dari tenda. Usai angin melanda sepanjang maghrib, jam 21.30 angin
mulai tenang. Taburan bintang dan kerlap-kerlip lampu kota wonosobo terlihat
dari camp gajahan, secara otomatis saya keluarkan mini tripod dan kamera untuk
mengabadikan milkyway didepan mata. Dua
orang teman saya (Henda dan Galang) sepertinya lelah dan hanya bisa tertidur di
dalam tenda dengan perut kosong. Namun saya dan alif ternyata susah untuk tidur
ketika perut kosong. Alif dengan mengenakan sarung yang terbangun lebih dahulu
memasak air untuk 2 gelas kopi beserta mie instan. Angin kembali berhembus
ketika perut sudah kenyang, menutup tenda dan tertidur adalah jawaban yang
tepat untuk memulihkan stamina sebagai perbekalan summit esok hari.
Camp Gajahan - Puncak
Pagi harinya sekitar jam 03.00
alarm HP yang sebelumnya sudah kami set up berbunyi. Semua orang terbangun,
lampu sorotan headlamp orang yang sedang berjalan melewati tenda kami saling
menyapa. Kembali menyalakan kompor stove untuk menghangatkan air dengan kopi
sebagai perbekalan summit.
“nganggo tase galang wae seng
cilik” alif mengistruksikan kepada galang supaya membawa tas nya.
Tisu basah, tisu kering, termos,
kamera, jajanan jajanan sudah terpacking untuk melanjutkan menuju puncak. Tak lupa
headlamp terpasang dan jaket untuk menembus dinginnya gunung sumbing. Pukul 03.30
memulai perjalanan menuju puncak. Terlihat dari kejauhan pendaki yang sedang
summit pula dari gunung sindoro saling menyapa lewat sorotan senter menuju arah
kami.
MT BUMIL Bikin kenyang aslik! |
Sinar matahari mungkin adalah
bonus bagi mereka yang telah sampai di puncak yang menyapa sunrise yang terhalang oleh puncak. Pagi itu sangat cerah, sambutan
burung – burung menemani perjalanan. Gunung sindoro masih gagah menyapa di
seberang. Terlihat juga tenda-tenda yang didirikan dari jalur garung dengan
kemiringannya. Setelah kurang lebih setengah perjalanan, saya menoleh ke kanan
dikejutkan dengan bebatuan besar yang dipenuhi aksi vandalism. Tidak menahunya
para pendaki yang vandalism itu entah apa tujuannya. Eksistensi? Jadi diri? Keren?
Tidak. Mencoret-coret nama kalian atau kota kalian di alam dengan berbangga
diri bahwa kalian telah sampai di gunung sumbing bukankan itu norak? Sadarlah kawan.
marspala tapi vandalism? norak! |
Perjalanan kembali dikejutkan
dengan cantiknya bunga edelweiss yang sudah mulai mekar. Trek yang semakin naik
dan berkelok-kelok, serta batu batu besar dimana mana menjadikan pertanda bahwa
puncak sudah dekat. Beberapa orang telah mengibarkan bendera merah putih diatas
sembari mengabadikannya dan inilah puncak.
Waktu menunjukkan pukul 06.30
yang artinya kami menempuh 3 jam perjalanan dari camp gajahan menuju puncak. Bayangkan
saja jika kami camp di Pos 2, mungkin bisa ditempuh dalam waktu 4 jam
perjalanan. Ada 2 puncak yang menjadi daya pikat, yaitu puncak buntu berada di
sebelah kiri dan puncak rajawali berada di sebelah kanan. Segara wedi dan kawah
terlihat dari atas sini dengan luasnya. Tak sempat turun ke segara wedi karena
memang kondisi fisik sudah tak mampu dan dikejar waktu untuk pulang. Dalam benak
hati, penasaran akan adanya makam yang tak jauh dari kawah. Sering kali ramai
segara wedi untuk para peziarah dikala malam 1 sura.
hello segara wedi! |
berangkat berempat, pulang berbanyak! |
Dirasa cukup sekedar memotret,
kami akhirnya turun dari puncak menuju camp gajahan. Waktu lebih cepat ketika
turun hanya sekitar 1,5 jam kami turun sembari diperjalanan mengabadikan sabana
yang hijau dan sempat berlarian di luasnya sabana ini.
ada yang sedang summit di siang bolong? :o |
kabut tipis mulai turun |
savannah |
Alif dan Henda yang sampai di
tempat camp duluan sedang mempersiapkan makanan yang akan disantap sebelum
turun ke basecamp. Pagi itu kami memasak kangkung, sarden, dan mie goreng
sebagai bekal turun. Semakin panas karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.30
kami menggelar matras sebagai alas makanan yang tadi kami masak. Terlihat enak,
memang apapun menu makanan yang disajikan di gunung selalu enak. repacking dan meninggalkan camp gajahan.
our menu (kangkung, sarden, mie goreng) |
Hanya butuh waktu 3 jam kami
sampai di parkiran swadas. Kondisi sudah mulai menurun, jari jari kaki sudah
mulai pegal ketika menuruni trek. Saya dan henda pun berjalan dengan membalikan
badan. Waktu menunjukkan pukul 15.00 , dan setibanya di parkiran swadas tak ada
ojek yang sedang menunggu pendaki. 15 menit menunggu tak ada suara motor dari
kejauahan. Kami menelfon pihak basecamp untuk memesan 4 ojek, dan beruntungnya
ada sinyal masuk walaupun putus-putus. Nah ini yang menjadi nilai plus nya
mendaki gunung sumbing via bowongso, kita bisa memesan ojek dari basecamp. Karena
memang untuk sistem pembayaran langsung dibayar di basecamp, bukan perorangan
dari ojek tersebut. Harga untuk ojek pun sama ketika naik, hanya Rp 15.000
kalian sudah bisa membantu para warga sekitar untuk melangsungkan hidup para ojek.
Terdengar suara motor dari
kejauhan, pertanda ojek datang. Tas carrier
dipangkunya oleh mas mas ojek, dan saya pun duduk dibelakang. Gak kebayang
sih kalau masih harus berjalan selama 2 jam dari parkiran swadas menuju
basecamp dengan kondisi kaki sudah tak mampu HAHA.
Setibanya di basecamp, ku ucapkan
terima kasih kepada mas ojek yang telah mengantarkan kami ke basecamp. Sore itu
sudah mulai petang, tak butuh waktu lama usai kami membersihkan diri dari trek
nya gunung sumbing kami melaporkan kepada pihak basecamp bahwa kami akan
pulang. Setelah beres dari administrasi, kami memanaskan motor dan mengambil
helm ke pihak basecamp. Alif yang pulang ke kosannya (Jogja) dan kami bertiga
pulang ke Purwokerto.
Tin.. tin…
Sapaan klakson kami ke para
pemuda yang menganakan jaket ojek identitasnya, dan teruntuk pihak basecamp. Didalam
perjalanan menuju jalan raya kalikajar diguyur hujan ringan, berhenti sebentar
memakai mantel. Popon selaku teman perjalanan mendaki, telah menunggu di
Wonosobo Kota sekaligus ingin mendengar cerita gunung sumbing kemarin. Di kota
wonosobo kami makan disebuah penyetan. Malam itu wonosobo diguyur hujan deras,
dan saya hanya bermodalkan mantel plastik seharga Rp 5.000 saja. Semakin malam
tak kunjung reda, kami paksakan untuk pulang. Mengingat sudah jam 9 malam dan
besok memulai rutinitas kembali (kerja). Membunuh rasa kantuk diderasnya hujan
sepanjang perjalanan Wonosobo menuju Purwokerto, kami berhenti di Pom Bensin
Banjarnegara. Tempat rest area dipadati oleh pemudik arus balik saat itu,
sempat 1 jam terhenti menunggu hujan reda sembari memberi kabar kepada ibu. Rumah,
akhirnya aku kembali.
///
TIPS MENDAKI GUNUNG SUMBING VIA
BOWONGSO
1. Bagi
yang mau ke basecamp bowongso naik kendaraan umum, bisa turun di pertigaan
kalikajar atau pertigaan pasar kertek dilanjutkan menuju pertigaan kalikajar. Di
pertigaan kalikajar ada pos ojek yang mangkal yang bisa sampai ke basecamp
langsung.
2. Ojek
dari basecamp – parkiran swadas atau sebaliknya Rp 15.000 per orang dan
bayarnya langsung ke basecamp. Jika tidak menemui ojek tersebut bisa langsung
call pihak basecamp.
3. Recommended
bagi saya ngecamp di camp gajahan, selain akses menuju summit tidak terlalu
lama dan menyingkat waktu juga view yang didapatkan menangkap sunset lebih epic
13 komentar
Mantapp👍
BalasHapusMakanan tambahan untuk ibu hamil?? apaan tuh baru pernah lihat haha. Pengen banget mendaki gunung sumbing tapi belum kesampaian cuma pernah ke saudaranya aja hehe
BalasHapusTotal lama pendakian dari basecamp ke camp gajahan sekitar 10 jam an ya?
BalasHapusAku kemarin habis ke sumbing via bowongso ..
BalasHapusCek ya @liaaaadeee
Aku baru mau coba kak
HapusBeneran keren gan!!!, Thank udah mau berbagi pengalamannya gan
BalasHapusInilah cara menghemat untuk melakukan pendakian gunung !!!
BalasHapusKlik Link disini-> Share Cost atau Open Trip ?
#tapaktilasadventure
#tapaktilasadventurecianjur
Keren keren bang bangkuhhh
BalasHapus"Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
BalasHapusminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino"
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Lewat via bowongso bisa ke puncak sejati dan puncak kawah ga gan?
BalasHapuswah bagus sekali gunungnya
BalasHapusalamat pusat alfamart
Puncak yg km datangi itu rajawali atau puncak buntu?? Oiya kalo puncak sejati lewat ga kalo via bowongso??
BalasHapus