Membahas kota semarang lagi, yups berhubung saya kuliah di
semarang jadi explore semarang mulu mumpung masih disini. Brown canyon pada
dasarnya adalah tempat penambangan batu yang membentuk tebing tebing yang
tinggi. Uniknya penambangan batu ini dapat berbentuk seperti canyon di luar
negeri dari cekungan yang memukau. Di brown canyon semarang ini hanya ada truk
truk berat yang mengangkut hasil pertambangan dan alat alat berat lainnya.
PULANG KAMPUNG! Selagi stay di kampung halaman saya bakalan
piknik bareng temen temen desa haha. Yup curug pelangi yang berlokasi di desa
karang salam, baturraden. Curug pelangi ini satu jurusan dengan curug telu.
Namun kalangan masyarakat lebih tertuju ke curug telu.
Untuk ke curug pelangi kita harus registrasi dahulu di pintu
masuk curug telu. Biaya masuk Rp 3000 saja. Wow murah sekali! Akan tetapi untuk
ke curug pelangi kami harus memakai pemandu karena tempatnya masih sangat
tersembunyi dan jarang orang tahu. Bayar pemandu seikhlasnya para wisatawan.
Menuju ke curug pelangi kami harus tracking sekitar 10 – 15
menit dengan melewati sawah dan kebun kebun warga. Di tengah jalan kami juga menikmati
air yang jatuh dari atas seger banget buat cuci muka gaes.
Dan sampailah kami di curug pelangi! Masih sepi banget
pengunjung. Konon katanya sih dalamnya sekitaran 8 meter.
Pada semester awal kuliah masih penasaran tentang Lawang
Sewu Semarang. Tempat legendaris ini menyimpan sejuta cerita, khususnya
berbagai kisah mistis. Untuk mencapai akses ke Lawang Sewu sangatlah mudah karena
berada di pusat kota yang terjangkau oleh kendaraan umum. Tarif tiket masuk
juga tergolong murah yaitu Rp 10.000 . banyak turis asing yang mengunjungi
tempat ini. Untuk menikmati suasana Lawang Sewu biasanya para wisatawan
berkunjung pada sore atau malam hari. Kami disarankan oleh petugas pintu masuk
agar menggunakan pemandu untuk menjelaskan disetiap sudut lawang sewu. Kami ber
12 orang iuran Rp 15.000 untuk membayar pemandu.
Selama 20 tahun saya hidup di desa yang terhamparkan sawah
di depan rumah dan megahnya Gunung Slamet seakan akan selalu berangan angan “Kapan bisa mendaki gunung di depan rumah
ya?”
Mungkin ini bisa dibilang “Dream Comes True” Setelah sekian lama berharap akhirnya terlaksana
juga Pendakian Menggapai Atap Jawa Tengah dengan teman teman kampus pada
tanggal 2 Oktober 2015. Terdapat banyak rute pos pendakian gunung slamet,
tetapi kami memilih untuk pendakian
Di entri kali ini tidak banyak foto – foto selama perjalanan
melainkan video yang sudah terunggah di youtube silahkan dicek.
Kami berangkat dari Semarang menggunakan Kereta Kamandaka
tujuan Purwokerto. 2 Oktober 2015 pada jam 11.00 kami sudah berkumpul di
Stasiun Poncol dikarenakan kereta berangkat jam 11.15. But, this is our first
journey by train untuk menjelajah gunung dikarenakan kami sudah terbiasa pake
motor. So this is awesome journey for us!
Tidak jauh dari pusat kota semarang, saya akan mengajak anda
untuk explore semarang di kota lama. Kota lama juga berdekatan dengan Stasiun
Tawang dan Pasar Johar. Ciri khas kota
lama semarang ini yaitu tekstur bangunan belanda kuno dan terdapat
gereja blendug yang menjadi ciri khas kota lama. Setiap 1 tahun sekali terdapat
event Festival Kota Lama yang menghadirkan artis artis ibukota. Tidak hanya
itu,
Kota Lama menjadi daya pusat tersendiri bagi kalangan pengoleksi barang
barang antik. Terdapat Pasar Koleksi barang antik yang bisa anda beli mulai
dari mata uang, barang elektronik tempo dulu, dan banyak lagi.
Udah
denger kata – kata merbabu pasti identik dengan sabana yang luas, tanjakan ga
abis abis, dan BADAIIIIIIIIIIIIIIII. Kenapa gue ambil judul BELUM BADAI, BELUM
MERBABU? Karena kala itu merbabu via selo saat gue daki bareng temen temen pas
banget kena badai cunx.
Sebelum via selo saya sendiri bareng
temen temen koplak pernah mendaki gunung merbabu via cunthel tapi kaga sampe
puncak. Cuman sampe atasnya pos pemancar dan itu bikin nyesel cunx kalo kaga
sampe puncak. Tapi emang puncak ga kemana sih ngelihat kondisi team yang udah
pada tepar akhirnya fix memutuskan untuk turun.
Yaaahhh gagal
puncak~~
Okey pada tgl 2 April 2015 gue
bareng sama budi, muna, anom, agus, ashim, wahyu, henda, adit, and nisa
berangkat menuju Selo Boyolali seperti biasa kita motoran dari semarang menuju
basecamp. Untuk rutenya menuju basecamp dari semarang kita ambil arah salatiga
kemudian boyolali terus ambil kanan arah selo.
Kita sampai basecamp malem hari
dan saat itu udah rama banget kita singgah bermalam di basecamp pak parman
sembari ngopi. Keesokan paginya kita terbangun dan melaksanakan sholat subuh
berjamaah dahulu. Let’s go!!!