Haru Semeru Bagian III : Mahameru 3676 mdpl

09.09.00

Mahameru

Malam ini kami habiskan waktunya untuk beristirahat mengingat nanti jam 12 malam akan summit menuju mahameru. Tenda telah berdiri, sleeping bag di keluarkan, kompor stove telah dinyalakan. Sekedar membuat mie instant sebagai pengganjal perut kami sebelum tidur sudah cukup, karena waktu yang tersisa kami manfaatkan untuk tidur.

Dingin kala itu memang sedang dingin-dinginnya kalimati. Tak bisa bertahan lama pintu tenda terus terbuka, akhirnya kami menutupnya dan kaki masuk dalam sleeping bag masing-masing. Rasa lelah setelah melakukan perjalanan dari ranu kumbolo menuju kalimati memang membuat kaki ini ingin sekali untuk diluruskan dan sambil memejamkan mata. Alarm telah disetting jam 23.30 sebagai pengingat waktu agar tidak telat summit. Tas kecil, air mineral, dan berbagai makanan kecil sudah dipersiapkan, dan kami tidur.


23.30 alarm berbunyi. Mata seakan-akan masih berat untuk membuka, badan seolah-olah tak ingin bergelut dengan dinginnya Kalimati menuju Mahameru, tetapi ku buktikan bahwa kami bisa. Sudah terlihat cahaya senter-senter saling menerangi rerimbunan pohon sekitar. nampaknya tuhan sedang memberikan kami nikmat yang indah, bulan terlihat menerangi kalimati.

Kami telah berkumpul di depan tenda, sekumpulan doa yang dipanjatkan, kesatuan tekat, dan keyakinan diri menjadi satu. “Jangan sampai ada yang tertinggal. Berhenti satu berhenti semua. Kalau ada yang capek bilang”-Tim

Kata – kata itu sebagai pengingat kami dalam kekompakan tim. Senyum disertai hembusan nafas ini Menuju kelik, sekitaran masih terdapat pohon-pepohonan yang begitu rindangnya. Mengantri saat itu. Begitu jauhnya ku lihat para pejalan yang sedang berada lebih atas dari kami yang sedang menyoroti senter ke arah kami. “istirahatlah lur, kita break minum air dulu” kata budi.

Perjalanan dilanjutkan untuk menghemat waktu dan tenaga, namun disaat 2 langkah kami pijakan tiba tiba : “Bentar berhenti dulu. Barusan aku dibisikin sama nenek nenek memakai baju adat suku tengger. Dia bilang kalau tetap berhati-hati dan selalu bersama karena jumlah kalian itu ganjil. Jangan sampai ada yang tertinggal.” Kata annisa yang tiba tiba ditengah perjalanan mendengarkan bisikan dari nenek tersebut. Sebuah peringatan yang membuat bulu kami merinding.

Di perjalanan malam, ku lihat disebelah kanan sambil mengambil nafas yang terengah-engah lampu kota malang yang menerangi dinginnya. Ku lihat ke atas, Nampak cahaya putih senter yang melambai-lambai seakan semangat untuk cepat menuju ke mahameru.

Sampailah di igir sirratul mustaqim. Satu per satu kami lewati. Hanyalah jurang di kanan dan kiri. Pijakan yang mulai beralaskan pasir. Mungkin ini pertanda bahwa perjalanan yang sesungguhnya akan dimulai. Doa terus kami panjatkan kepada Allah, memohon perlindunganmu agar kita selamat. Kaki yang mulai melangkah 3 langkah turun 2 langkah. Nampak ku lihat tanda bendera orange sebagai pertanda perbatasan vegetasi. Selalu ku ambil nafas dan kutatapi teman – teman seperjuanganku, seperti rasanya ingin memeluk kalian satu – satu. Ini adalah antara ketakutan reruntuhan batu – batu besar yang jatuh. Sambil merangkak, kaki kupijakan, sering terdengar para pendaki yang berkata “AWAS BATU!” semua terdiam di tempat yang sama, menunggu dan melihat kemana arah batu itu turun dengan berlindung dibawah batu besar. Aku dan annisa jalan paling belakang, karena kami selalu beristirahat dan rasanya kaki sudah tak mampu untuk sampai ke atas.  Ku yakinkan diri, ku percayakan diri, bahwa kita bisa.

Hingga  akhirnya subuh. Perjalanan masih setengahnya menuju puncak. Debu-debu berterbangan selalu menjadi pengikut perjalanan kami. Nampak seorang pendaki dari Malaysia berjalan sendirian tertinggal rombongannya. Sempat ku ajak bicara dan kutawarkan cemilan, namun dia hanya tersenyum entah dia maksut perkataanku atau tidak. Dia berhenti dibalik batu. Ku tanyakan, “kemana teman-temanmu?” dia menjawab, “di atas dan dibawah”

**
Sunrise atap pulau jawa

Matahari nampaknya sudah mulai mengintip. Puncak terlihat tak jelas hanya ada gugusan pasir yang menjulang tinggi. Senter-senter mulai surut dimatikan. Sungguh matahari pagi mahameru ini benar-benar membuat tiba-tiba aku tersenyum dan haru. Puncak gunung lain yang terlihat dari atas sini arjuno, lawu, dan bromo seperti merayakan sunrise tiba. Perjalanan kami lanjutkan.


masih setengah perjalanan menuju puncak

Ah! Sudah tak sabar ingin menyapamu mahameru!
Hari sudah mulai pagi dan cerah. Sebagian teman sudah berjalan lebih atas dari saya dan annisa. Memang bisa dibilang saya kalangan pendaki lambat. Pukul 07.00 pagi itu memang harusnya sudah sampai di puncak tapi apalah daya.

Siluet terlihat dari dinding batu besar

2 jam setelah perjalanan yang melelahkan, annisa nampaknya ingin segera pulang dan turun. Ku semangati dia. 10 menit sekali dia minta untuk istirahat. “tak apa nis, kita sudah mau sampai puncak kok”

Bendera merah putih sudah terlihat dari tempat kami istirahat. Ku paksakan langkah demi langkah, sedikit pijakan namun pasti sambil diiringi lagu dari Banda Neira. Rombongan banyak yang sudah turun menuruni ke kalimati. Dan saya adalah orang terakhir yang naik menuju puncak dikala mana pendaki rata-rata sudah puas menikmati gugusan wedus gembel dari Jonggring Saloko.

**


Mahameru, batu dan merah putih. Teman kami sudah menyambut kedatangan pendaki lambat ini. Haru! tak menyangka bisa memijakan kaki di tanah tertinggi pulau jawa ini. Rasa syukur selalu kami panjatkan, keharuanku disambut pula muncul kepulan asap Jonggring Saloko. Jam tangan menunjukan pukul 09.30 . hanya setengah jam saya menikmati luasnya mahameru ini, asap beracun ini membuatku pusing berada lama lama di puncak. Ku putuskan untuk turun.



Yakin betul, jalur trek turun lebih berbahaya ketimbang naik. Mengapa tidak, salah turun dan melampaui ambang batas bisa masuk ke blank 75. Kabut terkadang menyelimuti perjalanan turun kami. Sampai akhirnya berada di batas vegetasi. Sepatu penuh dengan pasir-pasir. Sepanjang turun ku lihat berbagai batu nisan dari pendaki yang meninggal di semeru ini.
Kalimati , kami kembali.

(bersambung)




You Might Also Like

1 komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus