Curug Song menjadikan Surga tersembunyi di Banyumas

09.34.00


Sejenak melipir ke daerah Pegunungan di Banyumas kebetulan dekat dengan rumah.  Dalam rencana awal menengok Taman Angkasa yang berada di Binangun tak jauh dari Alun-Alun Banyumas. Tapi hasilnya zonk. Taman angkasa yang menjadikan lokasi spot sunrisenya di sisi Banyumas Selatan ini yang dapat melihat view pantai di cilacap ternyata sedang direnovasi kembali dari tatanan selfie deck yang mulai rapuh.


Banyumas ora mung Baturraden, Banyumas ora mung gethuk goreng
Banyumas ora mung soto ne.

Galang with the coffee and cigarettes

Galang (17th) sebagai partner adventure kali ini yang kebetulan warga Banyumas asli mengarahkan saya ke tempat bermainnya bersama kawannya dikala waktu umur 15 tahun.  Curug Song namanya, sedikit asing memang ditelinga.
“Mas, aku pernah dus-dusan karo batire nang curug song. Ra adoh sekang kene”  ajakan Galang kepadaku.
“Curug Song? Adoh ra lang?” jawabku sambil terheran.
“Ora, ngeneh tak ngarepi” jawab Galang sambil menyalakan korek untuk rokoknya

Banyumas; small city with 1001 waterfall.

Curug Song dapat diakses melaluI Desa Binangun, Banyumas. Dari Alun-Alun Banyumas menuju ke Barat arah Pasinggangan, menanjak terus sampai akhirnya berada di Desa Binangun. Untuk rute menuju curug song tidak ada papan petunjuk sama sekali di binangun, dikarenakan Curug Song yang secara administratif berlokasi di Desa Kalisalak, Kec. Kebasen, Banyumas.

Kalisalak sebagai potensi desa wisata yang memanfaatkan hutan pinus dan air terjun sebagai daya tarik masyarakat terutama kalangan muda-mudi yang sedang haus bagaimana dirinya meng-selfie-kan dirinya. Antusias warganya dalam mengelola curug song ini memang terbukti dengan berbagai fasilitas wisatanya. Biaya yang murah, hanya membayar parkir sebesar Rp 2.000 dan HTM Rp 3.000 kalian bisa menikmati indahnya alam di sisi Banyumas ini. 

Kami sengaja parkir di rumah warga yang tak jauh dari gerbang pintu utama ticketing. Bukan bermaksut tak ingin bayar tiket, karena ketidaktahuan ada gerbang pintu masuknya haha. Kondisi aspalan yang masih 60% membuat susahnya akses menggunakan kendaraan, harus ekstra hati-hati dalam mengegas motor.

dari atas bukit

Allahu Akbar

Menuju curug song kami harus menuruni bukit terlebih dahulu, but it worth! Disuguhi dengan pemandangan alam terbuka yang cantik, dan curug songnya terlihat dari atas. Tak jauh menuruni bukit sekitar 5-10 menit terdapat selfie deck yang dibuat menyerupai perahu berlatar belakang curug song.

those smile from local kiddos

Anak-anak kecil sebagai warga lokal tampak ceria sekali pagi itu, sambil membawa layangan yang tak tahu akan diterbangkan kemana. Mereka turun menuju curug song, mungkin akan membasahi dirinya sambil terjun dari atas batu. BYUR!

natural pool

seger parah!


Sepanjang perjalanan kalian akan melihat berbagai papan petunjuk atau semaca papan yang bertuliskan semacam ini.

weird sign?

warn

Airnya asli seger banget! Sambil menikmati kopi yang sengaja kami bawa dari rumah emang cocok banget menyesapi kopi dengan aroma alam yang sejuk. Tak sempat mandi, air yang segar itu rupanya merayu-rayuku untuk bergegas menyelami kolam renang alami ini.

“bar ngopi cuss mlaku maning, lang” ajakanku ke galang

“sssspppppt… iya mas sebatang dulu” jawab galang sambil menyesap kopinya.

black coffee needed


Sambil berjalan kembali ke hutan pinus, tak hanya curug song. Ternyata ada lagi spot yang ditemukan yaitu ‘Batu Bengkah’
Sempat kami bertemu dengan Bapak-bapak tua yang rupanya memang warga lokal asli. Bercakap-cakap dan berbagi makanan ringan ke bapak tua itu. Rupanya bapak itu saya lihat-lihat merasa kebingungan dengan hape yang ia pegang.

“mas, niki sih kepripun hapene? Sinyale modus pesawat terus” bapak tua itu bingung

“jajal ngampil pak…”

“yo pantes pak, hapene mboten wonten kartu sim me” jawabku ke bapak tua itu sambil menunjukan hape

Lucu bapak satu ini. tapi lupakan tentang tadi. Setelah berpamitan dengan bapak tua itu, kami lanjut berjalan dan bertemu batu bengkah.


Why is Batu Bengkah? Ya, karena batu itu besar dan terbelah menjadi dua. Setelah bertemu batu bengkah, ternyata terdapat curug lagi yang bernama “Curug Dipacandra” tak kalah keren dengan Curug Song. Sama-sama berbentuk tatanan batu yang terdapat gemericik air yang mengalir dari atas. Hanya ada satu-dua rombongan yang mengunjungi tempat ini. sering kali bertemu warga lokal yang mencari rumput untuk ternak mereka.

hutan pinus dengan kearifan lokalnya

hanoman jadi jadian

curug dipacandra

Sebelum kembali ke parkiran, saya nemu lagi nih spot untuk kalian yang pengen membasahi diri lagi untuk renang di bawah pohon bambu. Tapi sepertinya agak dalam juga dan airnya tenang yang berasal dari air terjun.

keliatannya sih dangkal, tapi dalem woy!

Perjalanan pulangpun harus menaiki bukit dulu, ditambah matahari yang sudah mulai diatas kepala. Tetap jaga kelestarian alamnya ya lur, Curug Song ini masih bersih dan terkelola dengan baik. Tetap dukung pariwisata lokal daerah Banyumas. Salam lestari!

#AYOWISATAKEBANYUMAS 

You Might Also Like

2 komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus