Haru Semeru Bagian I : Pertemuan adalah Awal

17.34.00


Planning yang sudah tertata secara rapi dan keyakinan diri kami yang memang sudah saatnya kita jalankan, pada hari itu Jumat 26 Agustus 2016 kami berangkat menuju Stasiun Semarang Tawang kereta yang seharusnya berangkat 22.30 mendadak delay dan memutuskan berangkat pukul 23.30. Sebelumnya saya mencari 2 orang pendaki yang akan diajak share cost dan kami menemukan 2 orang bernama temon dan galang yang sebelumnya tidak kenal sama sekali dan dipertemukan lewat instagram. Kami sudah janjian dengan temon dan galang untuk bertemu di tawang ini. Terlihat dari kejauhan ada 2 orang membawa tas besar dan berstyle pendaki, ku hampiri ketika mereka sedang mencetak tiket boarding pass. “Mas lutfi ya? Mas aku aji itu rombongan ada disebelah sana mas” sapaku menyambut lutfi yang biasa dipanggil temon. “Oh iya mas, sebentar saya sedang mencetak tiket dulu” jawab lutfi dengan ekspresi datar haha.


Tawang 22.10 – Lutfi dan Galang saling berkenalan diri satu persatu dengan gerombolan temanku. Sempat menunggu agak lama dan baru dikabarkan oleh petugas yang berjaga kalau kereta sedang mengalami keterlambatan selama 1 jam sekiranya. Sedikit kecewa, akan tetapi waktu itu kami pergunakan untuk lebih mengenal sesosok temon dan galang. Saling bertukar cerita dan saling menyusun pola piker bagaimana rencana nanti untuk mendaki gunung semeru dan berbagi informasi mengenai hari esok.

Matarmaja, Kereta yang melaju dari arah Jakarta ini sudah datang diatas rel tawang nampaknya sudah banyak para penumpang yang duduk merapat. Seat duduk kami sudah kami susun dalam satu rombongan. Terkecuali temon dan galang, dikarenakan mereka tidak menahu masalah seat, mereka duduk di seat yang berisi 3 orang penumpang akan tetapi masih dalam 1 gerbong kereta dengan kami. Malam itu kami habiskan dengan candaan tawa dan tidur.

Kota demi kota kami lewati dengan matarmaja ini. Tak terasa pagi menyinari dari jendela kaca kereta. Terlihat megahnya gunung arjuna dari kejauhan. Rombongan kami yang sudah diberinama sekedar nama yaitu 0 Rp adventure ini telah membuka mata satu persatu dari nyenyaknya tidur semalam dikereta. Mas aldy selaku carter jeep kami ini sudah saling berkabar lewat handphone saya.

Malang 09.30 – Kami sampai disambut cerahnya kota ini. Kereta ini penuh dengan orang – orang yang turun di stasiun malang ini. Mas aldy sudah menunggu dipintu keluar stasiun. Ia memberikan ciri – ciri kalau beliau mengenakan jaket biru dan memakai topi di sebelah kiri pintu. “Mas aldy ya? Saya aji mas” sapaku setelah bertemu mas aldy. “Oh iya mas aji, saya aldy. Gimana rombongannya udah siap dan lengkap? Oh iya sebelum mengurus perijinan di ranupane sebaiknya fotocopy identitas diri dulu aja mas satu-persatu, itu ada fotocopy buka mas” Jawab mas aldy. “Baik saya fotocopy sebentar ya mas.”
Kami menyetor fotocopian ke mas aldy dengan materai untuk diuruskan. Rombongan kami akan berangkat menuju rumah mas aldy dengan menggunakan 1 mobil dan 1 angkot untuk beristirahat sejenak dan prepare sebelum menuju ke ranupane. 3 orang (Aku, Budi, dan Nisa) berangkat menggunakan mobil dan selebihnya di angkot. Rumah mas aldy tidak terlalu jauh dari pasar tumpang yang merupakan pemberangkatan jeep menuju ranupane. Teman dari budi juga ada yang mau join yang berasal dari ponorogo bernama elbas dan emil. Mereka berdua telah menunggu di indomaret pasar tumpang. Tanpa menunggu lama mobil kami berhenti disebuah indomaret pasar tumpang. Pintu mobil dibuka dan budi pun keluar menjemput emil dan elbas. Ya, elbas adalah seorang wanita vlogger tentang perjalanannya. Sepanjang perjalanan didalam mobil elbas ngevlog untuk didokumentasikan dalam catatan perjalanannya di youtube.

Aldy’s Home – sampainya di rumah mas aldy kami beristirahat dan disambut dengan senyum orang tua mas aldy. Teh manis, kopi hitam, dan suguhan snack diberikan kepada kami. Melurus otot setelah berjam jam dikereta, sembari menunggu giliran mandi dengan mengsesap kopi yang dibuatnya. DINGIN! Itu air secara langsung dari pegunungan saat saya mandi benar benar membuat menggigil tapi segar terasa dibadan. Makananpun datang tak memakan waktu lama kami langsung menyantapnya demi mempersingkat waktu. “Monggo mas mba, seadanya aja ya” ibu dari mas aldy menghidangkan makanan kepada kami. “Oh nggih bu, matur nuwun” jawab kami.


Tak perlu waktu lama, usai sholat dzuhur dinyalakanlah mesin jeep mas aldy yang sudah standby di depan jalan raya. Tas demit as diusung ke atas jeep dan diikatkannya agar aman tidak jatuh. Sepanjang perjalanan menuju ranupane kami selalu disuguhkan dengan pohon apel di depan rumah warga. Sejuk, indah, asri. Kelak-kelok perjalanan kami sungguh mengesankan. Betapa tidak, kami selalu disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa dari atas jeep ini. Jeep berhenti di loket retribusi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pemandangan yang kami dapatkan dari loket sini yaitu Indahnya Savanna Bromo dari kejauhan yang hijau dan luas membentang. Sempat kami ditawarkan mas aldy untuk berhenti dulu atau mau lanjut.

Sepertinya jalan semakin menanjak dan semakin berkelok. Sampailah kami di Ranupane desa terakhir untuk melakukan pendakian gunung Semeru pada pukul 14:30. Ah! Aku dibuat terpesona lagi dengan ini. Danau di ranupane membuat indah pula desa ini. “Mas aji, di ranupane ini tidak ada sinyal. Ada sinyalpun itu sangat susah dibasecamp ini. Kalau mau berkabar mas aji bisa menggunakan wifi disitu. Sekiranya udah sampai pos 2 pas perjalanan pulang saling berkabar aja mas aji. Tapi saya tetap standby malam hari di hari ke 3 nya ya mas” mas aldy menjelaskan kepada saya. “Baik mas aldy nanti sekiranya udah mau sampai tak kabarkan mas. Maturnuwun” jawab saya.
mas aldy pemilik jeep


Kaki yang kulangkahkan menuju pos retribusi basecamp sangat bersemangat. Sore itu kami diberikan perbekalan ilmu dari relawan gunung semeru. Ini wajib dilakukan karena aturan – aturan di Gunung Semeru ini sangatlah dijunjung tinggi. 1 jam berlalu kami diberikan perbekalan ilmu, sore itu kami registrasi dengan biaya per hari 17.500 weekday dan untuk weekend 22.500 .

Matahari semakin turun dan ke barat. Itu tandanya kami harus melakukan perjalanan pada malam hari. Tujuan kami untuk camp malam pertama di Ranu Kumbolo. Seperti tidak menyangkan, saya telah berada di pintu gerbang pendakian Gunung Semeru ini.
Menuju pos 1. Malam hari sunyi dan sepi. Hanya dikelilingi canda tawa bahagia sebagai pelipur resah malam. Carrier yang kubawa masih terasa berat. 2 jam terlewati kami sampai di POS 1, warung berdiri disana. Ada sosok bapak tua yang berjualan di depan api unggun kecil yang ia buat. “Pak, gorengane pintenan?” tanyaku menanyakan mendoan yang dingin itu. “ Rp 5000 dapat 2 mas” jawab bapak tua itu. Langsung kuambil saja 1 mendhoan itu dengan kulumpuri menggunakan sambal. Meskipun dingin, akan terasa nikmat sekali. Ku putuskan untuk maghriban diatas matras yang ku buka. Sujudku berdekatan dengan api unggun yang hangat ditemani suara jangkrik disekitaran semak. Tanpa waktu lama, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan karena masih panjang.

Kondisi perjalanan selalu dengan trek yang sama. Landai dan aman. Berjam-jam kemudian, saya terasa kakiku  seperti ingin segera ku luruskan di dalam tenda dan tidur. “Ranu Kumbolo lur!” hentak budi yang sudah pernah mendaki di gunung semeru ini telah hafal kondisi treknya. Semangatku pun bangkit lagi setelah mendengar kata RANU KUMBOLO SUDAH DEKAT. Kami harus menuruni dan mengelilingi ranu kumbolo di pinggiran danaunya. Saya ikutkan jalan dan petunjuk budi yang sudah duluan mencarikan tempat camp yang baik untuk tenda kami.

Ranu Kumbolo malam hari. Tak tahu ini saya sedang di ranu kumbolo bagian mana karena gelap . Yang saya tahu ini sudah di Ranu Kumbolo sekitar 30 meter dari genangan air. Dingin yang menusuk tulang malam itu menyambut kami, tenda satu persatu kami dirikan. Sleeping bag ku buka, kompor stove dinyalakan, dan saatnya mengisi perut kami yang dilanda kelaparan. Kopi, susu, mie instan. Adalah makanan dan minuman yang kami buat malam itu. Ku masukkan badan ke dalam sleeping bag dan segera memejamkan mata agar kusambut keesokan pagi di Ranu Kumbolo ini. Rasanya tidak sabar inginku menyambut Ranu Kumbolo pagi hari dan berharap cahaya matahari terbit dari pintu tenda masuk dalam pagiku.

(bersambung)

You Might Also Like

1 komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus